Kamis, 17 Maret 2016

Tentang Imamah


Sunartopurnomo., 4 Maret 2016


Assalamualaikum Siwo. melanjuti shering yg di bahas semalam masalah imamah beserta rujukannya. saya ada beberapa pertanyaan yg berkaitan dgn topik yg semalam.

1. Di manakah rujukan yg siwo ketahui?.
2. Kalo boleh saya tahu, menggunakan tafsir apakah rujukan yg siwo tafsiri?.
3.apakah Imamah Ibrohim wa aali Ibrohim, Muhammad wa aali Muhammad sudah masuk kategori ma' sum?
4. Apakah yg Siwo ketahaui imamah Versi Syiah dan Sunni itu sama?.( maaf siwo, namanya juga ngobrol, kalo ada data yg valid, bisa saya ambil, sambil berproses,( mohon di maafi)..
5.wajibkah ( sy khususnya ataupun grup NBS pd umumnya). Mengimani keberadaan imam muhammad wa ali muhammad??..(yach sekali lagi, namanya jg ngobrol, kalo datanya valid bisa di ambil..

Waalaikumsalam wr.wb. 
Terimakasih atas partisipasinya. 
Semoga Penjenengan kian diberkahiNya. 
Semoga kita senantiasa dipersaudarakan dalam Tuhan.

AYAT TENTANG IMAMAH.
(Dalam memahami Redaksi Ayat, seyogianya merujuk kepada Ahli-Tafsir).

Dalam kajian Tafsir Surat Al-Baqoroh Ayat 124, yang saya fahami, antara lain sbb:
1. Bahwa Ibrohim (as) diangkat oleh Alloh menjadi Imam, setelah menjadi Nabi & Rosul.
2. Semua keturunan Ibrohim (as) yang tidak dzolim juga akan menjadi Imam.
3. Ibrohim wa Aali-Ibrohim dan Muhammad wa Aali-Muhammad adalah Para Imam tsb.

:
HADITS TENTANG 12 IMAM (AALI-MUHAMMAD).
(Dalam memahami Redaksi Hadits, seyogianya merujuk kepada Ahli-Hadits).

Ada ratusan hadits (ada yang mengatakan, tidak kurang dari 270 hadits) yang meriwayatkan tentang 12 Imam, atau 12 Pemimpin, atau 12 Amir, atau 12 Khalifah, sepeninggal Rasulullah.
Beberapa dari hadits-hadits tersebut adalah sebagai berikut:

1. Shahih al-Bukhari, vol. 4, halaman 168.
Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. 
Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”.
(Lihat Kitab al-Ahkam, Mesir 1351, no. 6682; lihat juga Shahih Muslim, Kitab al-‘Imarah, no. 3393, 3394, 3395, 3396, dan 3397; juga Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Fitan, no. 2149; juga Sunan Abi Dawud, Kitab al-Mahdi, no 3731 dan 3732; juga Musnad Ahmad, Musnad al-Basyiryin, no. 19875, 19901, 19920, 19963, 20017, 20019, 20032, dan 20125).

2. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 4 (Syarh Nawawi).
Rasulullah saw telah bersabda, “Agama ini akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Qurays, memerintah atas kamu.” (Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398).

3. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3.
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan ini (khilafah) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak kudengar. Aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”.
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398, Mesir 1334).

4. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3.
Jabir meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw yang agung bersabda, “Islam akan selalu besar hingga datang 12 Imam.” (Jabir berkata), “Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakana?’ Ia menjawab, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”.
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398).

5. Shahih at-Tirmidzi, vol. 2, halaman 45.
Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 Imam dan pemimpin setelahku.’ Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia berkata, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat cetakan New Delhi (tahun 1342), no. 2149. Tirmidzi menulis tentang hadits ini, “Hadits ini baik dan shahih, diriwayatkan oleh Jabir dari jalur sanad yang berbeda. Hal yang sama dikutip dari Jabir dalam ‘Shahih Abi Daud’, vol. 2, cet. Matba’a Taziyah, Mesir. Kitab al-Manaqib halaman 207 no. 3731).

6. Musnad Ahmad, vol. 5, hal. 106.
Rasulullah bersabda, “Terdapat dua belas khalifah untuk umat ini”.
Catatan: Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad mengutip hadits tentang persoalan ini dalam tiga puluh empat rantai hadits yang berlainan dari Jabir.
(Lihat: Matba’a Miymaniyyah, Mesir 1313, Musnad al-Basriyyin, no. 19944).

7. Shahih Abu Daud, vol. 2, hal. 309.
“Agama ini akan tetap agung sampai datang dua belas Imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagunkan Allah dengan berkata, “Allahu Akbar” (Allah maha besar) dan menangis keras. Kemudian beliau mengatakan sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari golongan Qurays,’ jawabnya.”
Catatan: Hakim Naysaburi meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang berbeda dari yang sebelumnya disebutkan.
(Lihat: Edisi pertama dari ‘Dar- Al-Fikr, 1334).

8."Islam akan senantiasa mulia selama 12 khalifah memerintah kaum Muslimin. Seluruhnya dari Quraisy."
Ada yang dengan istilah "Itsna 'Asyara Khalifah", ada yang dengan "Itsna 'Asyara Amiran".
Ada yang dengan redaksi "Kulluhum min Quraisy", ada yang dengan "Kulluhum min Bani Hasyim".

Hadits ini diriwayatkan dalam Shahih Muslim.
(Tahdzib At-Tahdzib, jil. 2, hal. 181).

Juga dalam Shahih Bukhari dengan redaksi yang serupa.
(Tahdzîb Al-Kamâl, jil. 18, hal. 373, cet. yayasan Risalah).

Juga dalam Shahih Tirmidzi.
(Sunan Turmudzi, jil. 5, hal. 570, hadis 3663).

Juga dalam Shahih Abi Daud.
(Mîzan Al-I’tidâl, jil. 2, hal. 112, cet. Dar Al-Fikr).

Juga dalam Musnad Ahmad bin Hanbal.
(Tahdzîb Al-Tahdzîb, jil. 4, hal. 86).

Dalam sebagian riwayat disebutkan nama dua belas imam, sebagian lainnya nama Imam Pertama "Ali bin Abi Thalib dan Imam Terakhir Imam Mahdi", pada sebagian riwayat lainnya disebutkan nama Imam Ketiga "Imam Husain", sebagian riwayat lainnya disebutkan Rasulullah Saww menunjuk kepada Husain dan bersabda: "Putraku ini adalah Imam, putra Imam, saudara Imam, dan ayah Sembilan Imam".
(Syawâhid Al-Tanzîl: jil. 2, hal. 190, cet. Yayasan Ath-Thaba’ Wa An-Nasyr).

Secara berurutan, nama-nama 12 Imam tsb adalah:
1. Imam Ali Al-Murtadlo. 
2. Imam Hasan Al-Mujtaba. 
3. Imam Husein Sayyidus-Syuhada. 
4. Imam Ali Zainal Abidin. 
5. Imam Muhammad Al-Baqir. 
6. Imam Jakfar As-Shodiq. 
7. Imam Musa Al-Kadzim. 
8. Imam Ali Ar-Ridlo. 
9. Imam Muhammad Al-Jawad. 
10. Imam Ali Al-Hadi. 
11. Imam Hasan Al-Asykari. 
12. Imam Muhammad Al-Mahdi.

[2]. Dalam belajar TAFSIR, saya menggunakan "sistem komparasi". Saya tidak pernah lagi menafsiri ayat sendiri (mohon diketahui, bahwa saya tidak lagi berani menafsiri Ayat).

[3]. Ya. (Setahu saya begitu).

[4]. Setahu saya (saya tidak representatif untuk mewakili Sunni atauoun Syiah), ini hanya yang saya fahami, bahwa Komunitas Sunni lebih cenderung kepada SISTEM KHILAFAH, sedangkan Komunitas Syiah lebih cenderung kepada SISTEM IMAMAH. Pada kedua sistem tsb, ada perbadaan & ada persamaannya.


[5]. HADITS TENTANG KEWAJIBAN MENGIKUTI IMAM.

(Dalam memahami Redaksi Hadits, seyogianya merujuk kepada Ahli-Hadits).


1. “Barangsiapa mati tanpa imam, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”.
(lihat Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, halaman 218; lihat juga Abu Dawud, Musnad, halaman 259 dari jalur ‘Abdullah bin Umar dan ditambahkan: “Dan barangsiapa menolak untuk taat, maka pada hari kiamat ia tidak punya hujjah, pembelaan”).

2. “Barangsiapa mati tanpa berbai’at maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”.
(lihat Shahih Muslim, jilid 6, halaman 22; lihat juga Baihaqi, Sunan, jilid 8, halaman 156; kemudian Ibnu Katsir dalam Tafsir, jilid 1, halaman 517; Al-Haitsami dalam Al-Majma’, jilid 5, hal. 218).

3. “Barangsiapa meninggal dan tiada ketaatan (kepada imam), maka ia telah meninggal dalam keadaan jahiliyah”.
(lihat Imam Ahmad dalam Musnad, jilid 3, hal. 446; Haitsami dalam al-Majma’, jilid 5, hal. 223).

4. “Barangsiapa meninggal dan tidak mengetahui imam zamannya, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”.
(lihat Al-Taftazani, Syarh al-Maqashid, jilid 2, hal. 275. Ia mengeluarkan hadits ini dalam hubungan ayat (QS. An-Nisaa: 59) yang saya kutipkan di atas. Syaikh ‘Ali al-Qari, Al-Marqat fi Khatimah al-Jawahir al-Madhiyah, jilid 2, hal. 509, dan pada hal. 457 tatkala mengutip Shahih Muslim yang berbunyi: “Barangsiapa meninggal dan tidak mengetahui imam zamannya, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”, ia menambahkan bahwa arti hadits tersebut adalah: “seseorang yang tidak mengetahui bahwa ia wajib mengikuti tuntunan imam pada zamannya.


Allah memerintahkan kita untuk mentaati KEBENARAN dan bermakmum kepada GURU KEBENARAN, bukan untuk mentaati MADZHAB (apapun namanya). Seyogianya kita belajar ke semua Madzhab, dalam proses menggapai kebenaran yang lebih BERMUTU, bukan untuk TERJEBAK kedalam Fanatisme Madzhab (apapun nama Madzhabnya).
NB: Seyogianya, jangan pernah menolak KEBENARAN, hanya karena kebenaran itu berada dalam Madzhab tertentu, agar kita juga tidak terjebak kedalam EGOISME PERSONAL. Dari manapun kita mendapatkan KEBENARAN, kita diwajibkan untuk meninggikan KEBENARAN itu diatas egoisme personal, diatas egoisme kelompok, diatas egoisme komunitas, diatas egoisme madzhab, diatas egoisme agama. KEBENARAN lah yang harus kita menangkan diatas seluruh jenis EGOISME, baik egoisme yang kongkrit maupun egoisme yang tersembunyi
Masalah IMAMAH, setahu saya, adalah masalah yang telah sekian abad DISEMBUNYIKAN dari "kejujuran sejarah", apakah Penjenengan pernah mempelajari "mala petaka apa saja" yang diakibatkan dari "Ketidak-jujuran sejarah" itu?
Justru disitulah FUNGSI dari sharing, Agar kita jangan terkungkung terus dalam dikotomi Sunni-Syiah. Kita kan MUSLIM, dan wajib membangun ukhuwwah. Coba Penjenengan renung-renung, kok bisa ya.... hingga hari ini, dijaman yang ultra-teknologi-informasi ini, masih banyak masyarakat Muslimin, yang tidak kenal dengan Para Figur SHOLAWAT. Musibah apa ini ?
Terus,... kalau AKAR kesalah-fahaman itu TIDAK KITA DISKUSIKAN, kapan kita bisa membangun UKHUWWAH. (Laa Sunnah wa laa Syi'ah, ISLAMIYAH Qur'aniyyah). Mari kita kembali ke BASIC SHOLAWAT, itu yang wajib. Sunnah atau Syiah, menurut saya, itu hanya nama komunitas, jangan sampai menghalangi SUBSTANSI KEBENARAN, apalagi tentang SUBSTANSI SHOLAWAT (Para Guru Kebenaran).

1 komentar:

  1. Iya iya iya....semoga hidayah menghampiri kalian...aamiin

    BalasHapus